Breaking News

Perdana Menteri Israel Netanyahu Bersikeras Melanjutkan Serangan ke Rafah Meskipun Ada Gencatan Senjata


InternasionalBerita - Pada wawancara dengan CBS News yang dirilis pada Minggu (25/2), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa pasukan Israel akan terus melancarkan serangan terhadap Rafah di Jalur Gaza Palestina, tanpa memedulikan apakah ada kesepakatan gencatan senjata atau tidak. Pernyataan ini muncul sebagai bagian dari keyakinannya bahwa Israel akan meraih kemenangan total setelah operasi militer di Rafah dimulai.

Israel Bersikeras Melanjutkan Serangan ke Rafah 

Netanyahu menegaskan bahwa tujuan utama mereka adalah mencapai "kemenangan mutlak" dan keyakinannya bahwa hal ini dapat dicapai dalam hitungan pekan. "Itu harus diselesaikan. Karena kemenangan mutlak adalah tujuan kami dan kemenangan akan diraih," tegasnya, sebagaimana dikutip oleh New York Times.

Lebih lanjut, Netanyahu menyatakan bahwa jika kesepakatan gencatan senjata tercapai, pergerakan ke Rafah akan mengalami "sedikit penundaan." Sementara itu, pejabat Israel menyampaikan bahwa pertempuran di Rafah mungkin terjadi selama Ramadan, bulan suci bagi umat Muslim yang diperkirakan dimulai pada 10 Maret.

Rencana Serangan Rafah Selama Ramadan

Terkait dengan rencana serangan Rafah selama Ramadan, Israel juga mengumumkan niatnya untuk mengevakuasi warga dari Rafah ke tempat yang lebih aman. Ini menyulut kecaman dari berbagai pihak, termasuk Amerika Serikat.

Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, memberikan peringatan terkait dampak bencana jika pertempuran terus berlanjut selama Ramadan di Gaza. "Itu akan menempatkan wilayah dalam risiko ledakan," ujarnya.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, turut menekankan agar Israel bertindak dengan hati-hati. Sementara itu, pejabat Israel sendiri menyatakan kesiapannya untuk mengevakuasi warga sipil dari Rafah, menciptakan ketidakpastian terkait masa depan kawasan tersebut.

Baca Juga : Krisis Kemanusiaan di Gaza: Penolakan dan Penjarahan Konvoi Bantuan PBB oleh Israel

Ketegangan di wilayah tersebut telah mencapai puncaknya sejak Israel melancarkan agresi terhadap Palestina pada 7 Oktober, mendeklarasikan perang melawan Hamas. Dampak dari serangan tersebut sangat besar, dengan lebih dari 29.000 orang tewas dan ratusan ribu rumah hancur. Situasi ini telah menarik perhatian dan kecaman internasional, terutama mengingat potensi eskalasi konflik selama bulan suci Ramadan. Menteri Luar Negeri Yordania dan pejabat Amerika Serikat telah mengecam rencana serangan Rafah selama Ramadan, menyampaikan keprihatinan terhadap potensi krisis kemanusiaan dan risiko eskalasi konflik.

© Copyright 2022 - INTERNASIONAL BERITA - BERITA MASA TERKINI