InternasionalBerita - Dalam teknologi blockchain, istilah "Node" merujuk pada sebuah komputer yang terhubung ke jaringan blockchain.
Node bertanggung jawab sebagai titik komunikasi yang memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai fungsi esensial dalam ekosistem blockchain.
Node, atau yang sering disebut sebagai simpul, dapat ditempatkan pada berbagai perangkat, mulai dari komputer dan laptop hingga server yang lebih besar.
Peran utama dari node adalah membentuk infrastruktur dasar dari blockchain.
Semua node yang ada dalam jaringan saling terhubung, dan mereka terus-menerus melakukan pertukaran data terbaru dari blockchain satu sama lain.
Proses ini untuk memastikan bahwa setiap node dalam jaringan selalu memiliki informasi terkini, sehingga semua node tetap sinkron dan up to date.
Jadi, pada dasarnya jaringan node bertugas untuk menyimpan, menyebarkan, dan menyimpan data blockchain.
Bagaimana Cara Kerja Node dalam Blockchain?
Proses kerja node dalam jaringan blockchain dapat dijelaskan dengan analogi berikut.
Ketika seorang penambang berupaya untuk menambahkan blok transaksi baru ke dalam blockchain, langkah pertama yang diambil adalah menyebarkan blok tersebut ke semua node yang terhubung dalam jaringan.
Selanjutnya, setiap node melakukan verifikasi terhadap keabsahan blok tersebut dengan memeriksa tanda tangan dan kevalidan transaksi di dalamnya.
Jika blok tersebut dianggap valid, node tersebut menerima blok tersebut dan menyimpannya di dalam rangkaian blok yang telah disimpan sebelumnya.
Proses penerimaan atau penolakan blok ini berdasarkan pada kriteria validitas tertentu, seperti apakah tanda tangan transaksi benar-benar sah atau tidak.
Apabila sebuah node menerima blok transaksi baru, blok tersebut akan disimpan sebagai bagian dari riwayat transaksi blockchain yang telah diakumulasinya.
Namun, node tidak hanya menyimpan informasi tersebut untuk dirinya sendiri.
Sebaliknya, ia bertanggung jawab untuk menyebarkan dan menyebarkan riwayat transaksi yang baru diterimanya ke node lain dalam jaringan.
Proses ini penting untuk memastikan bahwa semua node dalam jaringan tetap selaras dan memiliki versi terkini dari blockchain.
Dengan demikian, setiap perubahan atau tambahan pada blockchain dapat diakses dan diverifikasi oleh setiap node.
Apa Saja Jenis-jenis Node?
Terdapat beberapa jenis node dalam ekosistem blockchain yang memiliki peran dan fungsi yang berbeda.
Full Node
- Full node merupakan simpul yang mengikuti semua aturan algoritma konsensus dan mengunduh seluruh blockchain.
- Melakukan pemeriksaan seperti validitas tanda tangan, jumlah Bitcoin yang dihasilkan, dan mencegah pengeluaran ganda.
- Menyimpan riwayat transaksi blockchain dan menyebarkan informasi ke node lain.
Masternode
- Meskipun tidak dapat menambahkan blok ke blockchain, masternode menyimpan catatan transaksi dan memvalidasinya.
- Mengamankan jaringan dan dapat memperoleh imbalan untuk layanannya.
- Memerlukan penguncian dana sebagai jaminan dan harus online 24/7.
Light Node
- Light node tidak mengunduh seluruh blockchain, hanya header bloknya.
- Tidak memverifikasi dan menyimpan semua transaksi, sehingga ukurannya lebih kecil.
- Bergantung pada full node untuk informasi konsensus.
SPV Node
- Juga dikenal sebagai Simplified Payment Verification node.
- Digunakan dalam dompet ringan, berkomunikasi dengan blockchain tanpa harus menyimpan seluruh rantai.
- Bergantung pada full node untuk informasi terkini.
Miners Node
- Terlibat dalam kegiatan penambangan Bitcoin.
- Memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak penambangan khusus.
- Terbagi menjadi solo miners (bekerja sendiri) dan pool miners (bekerja dalam kelompok).
Baca Juga: Penjelasan Lengkap Gas Fee pada Blockchain Ethereum, Jangan Sampai Salah Paham
Kegunaan Node Blockchain di Bermacam Industri
Keterlibatan node dalam industri sudah berdampak luas dan terbukti membawa manfaat transformatif ke berbagai sektor ekonomi.
Beberapa industri yang mengadopsi teknologi blockchain dan menggunakan node sebagai bagian penting dari operasionalnya antara lain:
1. Perbankan dan Keuangan
Dalam sektor perbankan, setiap bank yang menjadi bagian dari jaringan blockchain berfungsi sebagai node.
Ini memungkinkan validasi dan verifikasi transaksi dengan tingkat keamanan dan transparansi yang tinggi.
Sebagai contoh, platform seperti JPMorgan Quorum menggunakan versi Ethereum berizin sehingga membatasi entitas yang dapat mengoperasikan node dan menyediakan infrastruktur untuk transaksi rahasia.
2. Rantai Pasokan
Dalam industri rantai pasokan, blockchain menyediakan ketelusuran dan transparansi. Setiap pemangku kepentingan, seperti produsen, distributor, dan pengecer, dapat berpartisipasi sebagai node.
Sebagai contoh, Walmart menggunakan blockchain untuk melacak asal-usul produk, memastikan keamanan pangan.
Dengan setiap pemangku kepentingan yang menjadi node, informasi dapat ditambahkan dan divalidasi, memastikan integritas rantai pasokan.
3. Layanan Kesehatan
Industri layanan kesehatan mengadopsi blockchain untuk manfaat transparansi dalam manajemen rekam medis, ketelusuran obat, dan uji klinis.
Rumah sakit, lembaga penelitian, dan produsen obat dapat berperan sebagai node.
Sebagai contoh, proyek MedRec dari MIT menggunakan blockchain untuk mengelola rekam medis, dengan setiap penyedia layanan kesehatan yang berfungsi sebagai node.
Social Header